Selasa, 08 Desember 2020

 Pastor

Timtim 1977, di kapel Lecidere yg asri, tempat pastori Monsigneur Carlos Filipe Ximenes Belo/uskup agung Dili, datang berkunjung 2 orang tamu, yakni pastor Jusuf Bilyarta Mangunwijaya, dan wartawan perang pendiri koran kompas Auwjong Peng Koen/ PK.Ojong.
Mereka bertiga ngobrol diteras sambil menikmati kopi Timor yg nikmat, diiringi alunan lagu2 Bee Gees dari piringan hitam Koetz.
PK.Ojong bercerita tentang ganasnya perang Timor Timur dimana Fretilin dibantu oleh tentara Portugal yg menakutkan, yakni pasukan khusus Tropaz yg dijuluki dunia "black angel". Mereka pasukan yg punya pengalaman bertempur dihutan2 lebat .Tp tak kalah hebat Indonesia punya pasukan berani mati yg bertempur bak kesetanan, spt Junus Jospiah(kelak menjadi menteri penerangan), PK.Ojong melihat sendiri ketika Junus Jospiah menembakkan 2 pistol Barettanya dgn bersalto ke arah pasukan Tropaz, sehingga membuat kaget pasukan Fretilin itu.
Saat bersamaan JB.Mangunwijaya yg kelihatannya mendengar cerita PK.Ojong, tp ada derai air mata dikelopak matanya, kemudian Belo bertanya pd pastor "ada apa dgn pastor Bilyarta Mangunwijaya, kelihatannya anda tdk nyaman berada disini?".
Terkejut mendengar pertanyaan Belo, Mangunwijaya menjawab "saya mendengar dgn seksama cerita Auwjong Peng Koen,tp kemudian terdengar lagu dari Bee Gees yg mana lagu itu mengingatkannya saya pd seorang kekasih yg dulu meninggalkanku, setelah itu saya tdk berhasrat lg mencari pendamping hidup". Dan kelak JB.Mangunwijaya menanggalkan semua gelar hebatnya dan menjadi seorang rohaniwan Katolik.
PK. Ojong lantas bertanya "jadi anda menjadi pastor krn frustasi pd seorang wanita?". Mangunwijaya tdk menjawab dan hanya tersenyum kecut. Lalu Monsigneur Carlos Filipe Ximenes Belo menimpali, "jgn malu pastor Mangun saya pun menjadi pastorpun krn dulu frustasi pd wanita". Maka pecahlah tawa mereka, krn mereka tahu sekarang betapa hebatnya seorang wanita.
Lagu Bee Gees yg didengar pastor Mangunwijaya judulnya "Don't forget to remember" yg dirilis tahun 70, lagu ini memang manis didengar, so sweet pastor..(Kup/ir1/purnama 21/1/20)

 Kepo

Hujan deras sore td membuat saya betah duduk berlama-lama di warung kopi langganan saya ini, waktu tak terasa dari jam 3 sampai skr jam 9 malam saya bertahan disini. Seorang diri, ditemani secangkir kopi pahit, 1 piring roti srikaya, dan 1 botol sarsaparilla. Kadang saya mengambar sketsa2, atau planning pekerjaan buat esok, kadang jg merenung, dan memperhatikan orang yg datang dan pergi.
Macam-macam sifat orang yg saya lihat disini, menggelikan, menjengkelkan, dan lucu.
Saya...saya yang memandang hidup ini adalah lelucon.
Ada 3 orang anak muda masuk, semuanya membawa helm dan di taruh diatas meja, saya perhatikan helm nya tidak terlalu bagus, mungkin takut hilang, tp koq mereka kompak semua, saya nilai ini orang2 yg terlalu takut kehilangan sesuatu yg tidak penting2 amat.
Saya...saya yangg memandang hidup ini adalah lelucon.
Kemudian masuk 2 orang seumuran saya. Kayaknya mereka suami istri, si istri lalu ambil tisue lalu mengelap kursi kemudian mengelap meja, dan begitu makanan datang dia mengelap sendok dan garpunya, tp suaminya keliatan cuek saja tdk spt istrinya. kelihatan orang ini takut kotor, apik sekali orang kayak begini mungkin dia tidak cocok makan minum ditempat seperti ini.
Saya...saya yang memandang hidup ini adalah lelucon.
Lalu saya lihat disamping saya 2 orang laki2 tua yang serius ngobrol, satunya lagi selalu batuk2 keliatan kurang sehat, raut wajahnta tegas dan lelah, tp dia tetap minum kopi dan terus menghisap merokok. Kayaknya orang begini keras hidupnya.
Saya...saya yang memandang hidup ini adalah lelucon.
Lalu saya lihat rombongan grup kira2 9 orang, semua berpakain rapih baju batik, mereka di briefing oleh 1 orang yg kelihatannya adalah seorang Manager. Mereka serius kadang tertawa lepas mendengarkan ocehannya. Entahlah mereka menikmati makanannya atau tidak, tapi saya lihat mereka orang2 ambisius.
Saya..saya yang memandang hidup ini adalah lelucon.
Kemudian datang 2 orang yg kelihatanya berpacaran, si cewek suka sekali selfie dan minta cowoknya memfoto dia dgn background foto2 jaman doeloe di warung itu, lalu kemudian mereka selfie berdua..mereka org2 narsisme
Saya...saya yang memandang hidup ini adalah lelucon.
Datang dan duduk depan saya seorang yg bertubuh gempal dan pendek, saya lihat pesan makanannya banyak sekali,1 piring nasi goreng, 1 piring bihun goreng, 4 bh lumpia goreng, 2 butir telor setengah matang, 1 teh tubruk dan 1 kopi susu, kaget saya kirain dia menunggu temannya, ternyata makanannya habis sendiri. Orang begini mungkin type apa adanya, selagi sehat sikat aja, toh kalau lagi sakit apapun juga terasa pahit dilidah.
Saya...saya yang memandang hidup ini adalah lelucon.
Aaakh cape jg rasanya menjadi kepo dgn memperhatikan orang2 disekitar yg tidak saya kenal..
Spt biasa lagu-lagu jaman doeloe selalu meluncur di warung kopi ini, salah satunya lagu yang terlalu saya suka " all kind of everything" dari Dana Rosemary, lagu ini memenangkan kontes eurovision tahun 1970,
Saya....saya yang memandang hidup ini adalah lelucon,
lebih memilih mendengarkan merdunya suara Dana Rosemary, untuk tidak peduli pada sekitar saya. ( Kup ir1, 25/10/18/poernama/bdg).

 Misbar

Bioskop misbar telah lama ditelan jaman, pdhl dulu rajanya hiburan rakyat. Anak2 jaman skr tdk tahu apa itu bioskop misbar, bahkan kalo saya cerita pd anak-anakku mereka seolah tidak percaya, koq bisa ada bioskop tp kalau hujan pada bubar?. Gampang2 susah menjelaskan spt apa bioskop misbar pd anak jaman skr.
Dulu saya sering nonton bioskop misbar, ada bioskop Taman senang di Pagarsih, Taman Siliwangi di Astana anyar, bioskop Hawai di Cibadak, atau Taman Riang di Kebonjati, yg saya ingat dulu filmnya Benhur, Mat Peci, atau film2 kungfu dgn aktornya Wang Yu, Chen Kuan Tai atau Teng Kuang Yung. Tp rasanya rame2 saja nonton film dibioskop misbar itu apalagi kalau ada jagoan datang maka penonton akan tepuk tangan dan suit2an sambil berterbangan puntung rokok dari belakang ke arah penonton yg di depan, ada yg kena rambut kepala, dan yg lucunya ada yg kena kerah baju kemudian masuk punggung sambil lompat2 dan mengumpat yg melempar puntung rokok itu, tp tdk bisa marah krn tak tahu siapa org yg melemparnya.
Rasanya jaman dulu itu senang2 saja bisa menikmati hiburan semacam itu, hiburan yg murah meriah dan menyenangkan.
Seperti lagu yg dinyanyikan Jokowi ini "nonton bioskop" enak sekali didengar, Mungkin krn dia orang baik maka adem ditelinga walaupun lagunya waktu dinyanyiin Benyamin saya kurang suka.
Acch...sayang sekali kalau orang baik ini harus kalah dalam pemilu pilpres kali ini. Kubu sebelah begitu masif dan gencar di medsos, dan kita....kita hanya sibuk dgn segala foto2 pencitraan, dgn sulfa selfie, foto2 makanan, dan akhirnya kita menyesal krn yg memimpin nanti adalah segerombolan munafik2 yg tukang fitnah, yg intoleran, dan merasa memiliki surga.
Dan ..orang baik itu bisa saja kalah, kalau......(kup 11/4/19/prnma/bdg)

 Ip Man di Bandung

Kira2 tahun 1980 saya pernah belajar kungfu diperguruan Tri Tunggal Sakti, dulu tempat latihannya di gedung Permaba jl. kelenteng (skr jd China town). Masternya bernama Khouw Kian Giap. Entahlah mungkin terinspirasi sering nonton film kungfu waktu itu, jd sy merengek minta uang pd orangtua buat latihan kungfu.
Yang saya tahu dulu banyak perguruan kungfu di Bandung ini, sebut saja Rajawali Mas di Kebon Manggu yg masternya bernama Oey Cit Tiong, lalu Bangau Sakti didekat stasiun kebon jati dengan masternya bernama Tjio Tjiang Bih. Tp sekarang perguruan itu sudah tidak ada lagi, saya rasa punah semuanya.
Tidak lama saya belajar kungfu hanya 6 bulan, mungkin krn bosan atau krn sy melihat sendiri org yg belajar kungfu pd saat berkelahi kenyataanya pakai jurus papuket, lupa dgn jurus2 yg diajarkan. Jd jgn harap anda akan melihat didunia nyata para ahli kungfu berkelahi model di film2 kungfu. salto, terbang apalagi tendangan tanpa bayangan...itu semua hanya angan2.
Lama setelah itu tidak sengaja sy bertemu kembali dgn suhu saya ko.Giap di purnama, saya ngobrol sebentar dan berjanji ke rumahnya nanti.
Kemudian tidak lama saya main kerumah ko.Giap di Gg. Sereh.
Khouw Kian Giap skr berumur 78 tahun, dia antusias sekali ngobrol tentang perguruan Kungfu yg sdh bubar tahun 1992. Dia cerita tentang sejarah kungfu hingga sulitnya dipertahankan di jaman ini. Dirumahnya saya melihat masih ada tombak, pedang atau tongkat yg biasa dipakai latihan. Ko Giap fisiknya sdh tidak kokoh lagi tp sorot matanya yg sipit tetap tajam.. Saya ingat dulu ko.Giap pernah tanya saya, pengen ilmu apa darinya, dan saya ingat waktu itu saya cuman menjawab " saya pengen bisa lari cepat suhu", dan ko Giap tersenyum mendengarnya.
Dirumahnya yg asri dan masih jaman dulu ko Giap sering menyetel lagu2 Mandarin jadul, saya ngobrol sambil minum kopi tubruk dan mendengar lagu " Ai pia cia e ya" . dan sy semakin yakin bahwa dia adalah Ip Man nya kota Bandung .
Lagu ini mengatakan "kehidupan manusia bagaikan ombak di lautan, kadang naik kadang turun. Tak peduli nasib baik maupun nasib buruk, kehidupan hrs tetap dijalankan teratur".(kup/17619/pur/bdg)

 “The Godfather of Broken Heart”

Saya bukan penggemar Didi kempot, bahkan lagu2 beliau tidak satupun yg saya tahu. Tapi rasa penasaran saya timbul saat dia konser amal utk membantu penanganan Covid19 bulan April lalu. Rencana 3 jam konser terkumpul sdh dana 5.3 milar, Rossiana Silalahi memperpanjang 1 jam lagi bagi yg akan menyumbang. Kemudian terkumpul uang 7.6 Miliar selama 4 jam konser tsb. Lalu Rossi bertanya pd ” Mas Didi bagaimana dgn uang hasil konser ini ?”. Lord Didi menjawab “ Lha terserah kompas TV mau disalurkan kemana, pokoke sy udah nyanyi dan ndak akan ambil sepeserpun”.
3 Minggu setelah konser tsb Didi kempot meninggal, menyisakan kenangan bagi 33.850 keluarga yg terkena dampak Covid 19 dibantu lewat konser amal tsb.
Saya rasa orang ini hebat sekali, penampilannya sederhana tdk ada kesan Glamour sebagaimana artis pd umumnya. Tapi dgn wajah yg biasa2 jauh dari kesan sombong dia mampu menghipnotis ratusan ribu orang utk berjoget tanpa rasa risih. Pantas dia dipanggil Lord Didi oleh para penggemarnya .
Suatu hari saya pernah touring lewat jalur Pantura, dari kota Cirebon sampai Semarang sepanjang jalan yg saya lalui ditiap warung Tegal , di tukang tambal ban, perhentian bus dll, yg terdengar hanya lagu campur sari nya Didi Kempot.
Maka tak heran orang memanggilnya Lord Didi ditambah lagi julukannya yg keren The Godfather of Broken Heart. Kurang apalagi ? ( KUP 11/5/20/dirumahaja#)

 Purnama

Tak terasa sdh hampir 8 bulan sy tdk mampir ke wr.kopi Purnama, biasanya tiap sore sy ngopi ditempat ini. Selama PSBB kopi Purnama ini tutup dan mulai buka lg Oktober.
Ada rasa rindu setelah lama tdk mencicipi kopi favorit disini, rindu suasana tempo dulu dgn lagu2 sweet memories yg familiar ditelinga saya.
Ada lagu yg saya suka melantun disini, dulu pernah hits di Amerika dan Eropa thn 1976, dan orang tidak tahu kalau penyanyinya kelahiran Bandung dan Cimahi.
Lagu itu adalah "Story Book Children" yg dinyanyikan Sandra dan Andre's. Sandra lahir thn 1950 di Bandung, sedangkan Andres lahir di Cimahi thn1946. Mereka hijrah ke Belanda Mengikuti orang tua mereka dan menjadi penyanyi duet terkenal Eropa.
Lagu "Story book children" sendiri diciptakan oleh org Indonesia/ Minahasa bernama Marshal Manengkei yg meninggal di Jakarta tahun 2012, selain itu Manengkei menciptakan lagu terkenal yg di akui sebagai lagu wajib di PBB yakni "Song for Children", dan jg lagu "my love" yg dinyanyikan Andy William.
Lagu Story book Children, mengisahkan orang yg merindukan kembali masa kanak2, dimana mereka dapat berlari bermain hujan, bergandengan tangan melintasi padang rumput, dan tidak pernah berpikir utk merencanakan hari esok.
Tp itu hanyalah khayalan, waktu berlalu mau tidak mau hrs dilewati, kehidupan itu dilihat bukan di medsos, tp dari kenyataan.(kup/ir1/purnama/3/10/20)

Senin, 03 September 2018

Seng Hong



Purnama 1 Sept 2018, duduk didepan meja saya seorang lelaki tua yang rasanya saya kenal, tapi saya lupa siapa dan dimana?,..saya berusaha keras mengingatnya. Saya melihat cara minum kopinya, kopi yang digelas dia tumpahkan ke pisin tatakan kopi, lalu diseruput pelan2. Saya perhatikan terus orang itu....aaaakh akhirnya saya ingat, dia salah seorang pemilik taman bacaan Seng Hong di Pagarsih, dekat bioskop Taman Senang dulu. Seng Hong itu nama adik kakak Aseng dan Ahong, saya lupa yang ini Aseng atau Ahong?.
Biasa saya sok akrab berdiri menyapanya basa basi, saya hampiri " ko, masih buka taman bacaan di Pagarsih?, (Pdhl saya tahu sudah lama tutup#]". Kelihatannya dia agak kaget ditanya itu, kemudian dia menjawab sudah lama tutup sejak awal tahun 90an.
Lalu saya bertanya "si engko teh ko. Aseng atau ko. Ahong?", dia menjawab bahwa dia Aseng, sesudah itu dia cerita juga kalau Ahong adiknya sudah meninggal. Kemudian kita ngobrol banyak tentang taman bacaan yang sekarang sudah hampir punah, ko. Aseng sekarang berumur 66 tahun, buka taman bacaan tahun 1974 ketika dia masih SMA, karena sepi dan banyak yang ngutang akhirnya taman bacaannya ditutup, dan beralih profesi menjadi tukang servis TV.
Saya juga cerita kalau dulu saya langganan buku2 silat dan komik2nya Seng Hong, saya sering baca buku Kho Ping Ho, saya hapal betul tokoh seperti Bu kek Siansu yang ceritanya berjilid2 kayak sinetron "Tersanjung" . Saya juga tahu intrik2 dunia Kang Ouw, seperti Hoa San pay, Kun Lun pay, Bu tong pay, Go bi pay, Siaw Lim pay, Kai pang dll. Juga saya pembaca komik Jaka Tuak, si Mata Setan, Godam, Gundala dan juga suka komik Petruk Gareng. Ko.Aseng hanya tersenyum.
Duh...waktu begitu cepat berlalu ko.Aseng, sekarang komik2 itu sudah jadi barang langka dan mahal. Saya lihat waktu itu ko.Aseng begitu semangat melayani anggota taman bacaan, walaupun saya suka kesal karena kalau ada komik baru ko.Aseng suka bilang "can terbit !", Lalu saya suka jawab " can terbit naon na ko ?, di ci Sasa komik eta geus bulukan !!". Dan Ko. Aseng tertawa mendengar cerita saya itu.
Hari sudah mulai gelap akhirnya ko. Aseng pamit pulang, entah senang atau tidak dia ditemani saya ngopi, sambil saya traktir kopinya. Ko.Aseng pulang dengan langkah kaki yang terlihat mulai lambat, bagi saya kenangan dengan orang ini merupakan kenangan jaman komik yang tak pernah bisa kembali lagi.
Dan spt biasa, untuk mengenang cerita2 silat Tiongkok ala Kho ping Ho, saya suka mendengar lagu Teng Lie Chin, berjudul "Ni Ce Mo Suo" yang dinyanyikan tahun 1980, lagu merdu nan syahdu ini enak didengar, dan........ saya selalu suka Teng.(kup/1/9/18/prnma/bdg)

Teng

Cantik menawan, terkenal, dan kaya, Itulah Teng Lie Chin atau yg lebih terkenal dgn sebutan Teressa Teng. Mungkin generasi saya ke a...