Kamis, 12 September 2024


 If you like cofee

Kopi tubruk yang panas mendidih, yang saya tumpahkan ke tatakan cangkir, lalu diseruput perlahan-lahan adalah kebiasaan yg sering saya lakukan dulu.
Roda butut penjual kopi itu terletak di perempatan Astana Anyar Pagarsih, sebelah gedung bioskop Siliwangi dulu. terkenal dengan nama kopi mang Adun, dan sekarang semuanya tinggal kenangan, tutup ditelan jaman.
Adakalanya saya rindu hidup seperti itu, antara tahun 1980-1990 dgn berbekal uang 1000 perak saya bisa ngopi sampai larut malam, berbaur dengan tukang2 becak yang lagi ngode nomor Nalo, Porkas, tapi hampir tak pernah menang.
Orang2 dari kalangan bawah datang dan pergi ke tempat itu, ngobrol apa adanya, debat kusir yg gak ada manfaatnya, hanya untuk menghabiskan waktu senggang.
Jaman sudah berubah, tempat2 ngopi dipinggir jalan sulit bertahan hidup, itu karena para tukang2 becak sdh jarang ada, mungkin juga undian nomor Nalo dilarang pemerintah, maka tempat2 ngopi seperti itu jadi sepi, anak muda skr lebih senang nongkrong di cafee yg ber AC dan lebih nyaman.
Kebiasaan saya ngopi dari dulu tidak pernah berhenti, cuma tempatnya saja berbeda, Saya nongkrong di warung kopi purnama ini sejak tahun 2000, sdh 20 tahun lebih tdk terasa, hampir tiap hari saya mampir kemari kecuali hari Minggu, karena di warung kopi ini suasananya tak pernah berubah, dan disini juga kerap di putar lagu2 jaman dulu yg memang saya suka...di antaranya lagu "if you understand" dari George Baker thn 1974.
Kup/20622/pur/pwk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teng

Cantik menawan, terkenal, dan kaya, Itulah Teng Lie Chin atau yg lebih terkenal dgn sebutan Teressa Teng. Mungkin generasi saya ke a...